Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan menginstruksikan kepada para camat dan semua kepala perangkat daerah untuk ikut membantu menangani dampak kekeringan di wilayah Kabupaten Bekasi.
Instruksi tersebut disampaikan Dani Ramdan saat memimpin rapat evaluasi anggaran dan pelaksanaan kegiatan pembangunan, di ruang rapat KH. R Ma’mun Nawawi, Gedung Bupati Bekasi, Cikarang Pusat, pada Selasa (05/09/2023).
“Untuk penanganan kekeringan, kita sudah membagi tugas, selain BPBD, sekarang semua perangkat daerah, ikut diturunkan dengan sistem pendamping atau Liaison Officer (LO). Jadi satu kecamatan terdampak ditangani 5 sampai 8 perangkat daerah untuk bisa melakukan upaya membantu warga terdampak kekeringan,” kata Dani Ramdan.
Upaya penanganan kekeringan yang akan dilakukan, lanjut Dani, di antaranya, distribusi air, pengadaan tangki air yang diupayakan dari potensi di kecamatan tersebut, termasuk dari dunia usaha.
Selain itu, Dani meminta agar distribusi air dilakukan secara efisien dengan menyimpan di penampungan (toren) untuk memudahkan masyarakat yang membutuhkan air bersih.
“Karena kalau suplai-nya langsung ke ember warga, itu bisa memakan waktu lama. Kalau kita drop melalui toren dengan kapasitas 2000-5000 liter, sekali drop truknya bisa kembali dengan cepat mengambil air,” lanjutnya.
Pemkab Bekasi juga akan membantu mendistribusikan air minum untuk warga di wilayah terdampak kekeringan. Dani menyebutkan, pihaknya sudah bersurat ke perusahaan-perusahaan untuk membantu konsumsi air minum. Baik dalam bentuk tangki air, ataupun air minum dalam kemasan.
Terkait penanganan lahan pertanian yang terdampak kekeringan, Dani mengatakan, pihaknya akan melanjutkan normalisasi sungai untuk saluran air yang terhambat karena sampah atau pendangkalan.
“Untuk lahan pertanian yang masih ada potensi air, kita siapkan pompa air dan revitalisasi sumur. Nanti L.O ini akan mendeteksi itu semua,” tuturnya.
Pemkab Bekasi, lanjut Dani, telah mengajukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dalam mengupayakan hujan buatan. Tetapi melihat kondisi cuaca atau awan saat ini, terbilang masih belum memungkinkan.
“Kami sudah berkirim surat tapi memang belum bisa dilakukan karena potensi awannya masih belum ada. Munhkin nanti ketika ada awan di Samudera Hindia atau Pasifik terbawa angin, biasanya satu atau dua hari lewat, nah itu bisa kita manfaatkan,” ucapnya.
Selain upaya secara lahir, lanjut Dani, dari sisi keagamaan, Pemkab Bekasi menyambut baik seruan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bekasi untuk melaksanakan Shalat Istisqo (shalat minta hujan).
“Kami sudah instruksi melaksanakan shalat istisqa di setiap kecamatan terdampak. Tinggal menunggu waktu yang tepat, apakah nanti kita laksanakan serentak atau masing-masing di setiap wilayah,” pungkasnya.