Mengenal Kekerasan Dalam Rumah Tangga

KOLOM, MEGAPOLITAN, NEWS3,686 DIBACA

Mengenal Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan Bentuknya

Beberapa hari belakangan kita banyak membaca berita tentang laporan seorang selebritis tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

Sebelum kasus yang sekarang ramai dari Venna Melinda, ada penyanyi dangdut Lesti Kejora yang mengalami KDRT.

Lesti Kejora melaporkan bahwa suaminya (Rizky Billar) melakukan tindakan KDRT terhadap dirinya. Sayangnya Lesti justru mencabut laporannya setelah pihak suami ditetapkan sebagai tersangka.

 

Apa itu KDRT?

Ilustrasi KDRT oleh Suami ke Istri/Sumber: hukumonline
Ilustrasi KDRT oleh Suami ke Istri/Sumber: hukumonline

Menurut Komnas Perempuan dan Anak, KDRT adalah kekerasan yang terjadi dalam hubungan relasi personal, dan pelaku biasanya kenal baik dengan korban.

KDRT juga bisa berarti sebagai kekerasan terhadap perempuan dan anggota keluarga yang memiliki hubungan darah.

Seseorang disebut sebagai korban KDRT ketika siapapun yang mengalami kekerasan atau ancaman kekerasan dalam lingkup rumah tangga.

KDRT tidak hanya berlaku untuk perempuan saja tetapi juga meliputi : Suami, istri, dan anak. Kemudian orang-orang yang memiliki hubungan keluarga baik yaitu sedarah, sepersusuan, pengasuhan, dan yang menetap dalam rumah tangga.

Serta orang yang bekerja membantu rumah tangga dan yang menetap di dalam rumah tangga tersebut. KDRT juga bisa terdapat dalam hubungan berpacaran.

 

Bentuk-Bentuk KDRT

  1. Kekerasan Fisik
  2. Kekerasan Psikis
  3. Kekerasan Seksual
  4. Penelantaran Rumah Tangga

Kekerasan Dalam Rumah Tangga akan menimbulkan berbagai dampak, seperti penderitaan luka-luka fisik, trauma, dan depresi hingga menjadi disabilitas maupun kehilangan nyawa.

 

Korban KDRT Sebaiknya

Petama, kebanyakan korban KDRT sering menyalahkan dirinya sendiri akibat tindak kekerasan yang Ia alami dari pasangan. Karena itu,pentingnya untuk menanamkan pada pikiran bahwa kamu tidak pantas untuk diperlakukan dengan kasar.

Kedua, bersikaplah tegas. Penting untuk menyikapi tindak kekerasan ini dengan tegas, karena jangan pernah memaklumi kekerasan yang terjadi dengan membiarkan dan tidak melakukan apa-apa.

Ketiga, siapkan bukti. Hal ini sangat penting jika situasi semakin parah untuk membuktikan bahwa benar terjadinya kekerasan.

Keempat, mencari bantuan atau pertolongan khusunya bantuan ahli psikolog.

News Feed